TEHERAN, JurnaLodie.com – Kenaikan harga minyak dan pelemahan pasar di tengah perang Iran – Israel dan AS. Kekhawatiran gangguan pasok minyak, terutama akibat ancaman penutupan Selat Hormuz, menyebabkan harga Brent naik di atas US$80, dengan beberapa proyeksi melebihi US$100 per barel.
Indeks pasar global, termasuk ASX, merosot signifikan.
Berikut adalah perkembangan terbaru (Senin, 23 Juni 2025) dalam konflik Iran–Israel–AS dikutip JurnaLodie.com dari berbagai sumber (ChatGPT):
Situasi Militer & Serangan Terkini
AS ikut menyerang: Amerika Serikat melancarkan serangan udara besar terhadap tiga fasilitas nuklir Iran—Fordow, Natanz, dan Isfahan—dalam operasi bernama Midnight Hammer. Menurut pernyataan Presiden Trump, serangan “sangat berhasil” dan fasilitas tersebut “sangat parah” rusaknya
Namun, Iran mengatakan kerusakan itu “permukaan” saja.
Israel tindak lanjut via udara dan drone: Pada 13–15 Juni, Israel melancarkan gelombang serangan udara dan operasi rahasia oleh Mossad terhadap infrastruktur rudal permukaan-ke-permukaan Iran, termasuk peluncur dan komando IRGC .
Iran balas serang: Teheran menyatakan telah meluncurkan sekitar 150 rudal balistik dan 100+ drone ke wilayah Israel pada 13 Juni (Operasi True Promise 3); sebagian dicegat, tetapi sebagian mencapai sasaran, menyebabkan sedikit korban
Kini Iran menargetkan AS dengan mobilisasi rudal jarak dekat terhadap basis-basis AS di Kawasan
Retorika Politik & Potensi Eskalasi
Trump buka opsi perubahan rezim: Meskipun pejabat Gedung Putih menyatakan serangan hanya ditujukan untuk mengganggu program nuklir Iran, Presiden Trump secara terbuka mendiskusikan kemungkinan rezim-change di Iran .
Israel membantah ingin menyeret AS: Presiden Israel Herzog menyatakan bahwa Israel tidak berupaya menyeret AS ke dalam perang, dan sepenuhnya menghormati perilaku AS berdasarkan kepentingan keamanan nasional AS .
Iran mengecam & ancam balasan keras: Teheran menyebut serangan AS sebagai pelanggaran hukum internasional dan menegaskan akan memberikan respons bersejarah—baik terhadap Israel maupun AS.
Diplomasi dalam bayang-bayang: Negara-negara Eropa mendesak Iran agar kembali ke meja perundingan nuklir. Namun Iran menangguhkan dialog diplomatik dan mempertimbangkan untuk menutup Selat Hormuz sebagai bentuk tekanan geopolitik .
Dampak Regional & Global
Kenaikan harga minyak & pelemahan pasar: Kekhawatiran gangguan pasok minyak, terutama akibat ancaman penutupan Selat Hormuz, menyebabkan harga Brent naik di atas US$80, dengan beberapa proyeksi melebihi US$100 per barel. Indeks pasar global, termasuk ASX, merosot signifikan
Tingkat tanggap militer US meningkat: AS mengeluarkan peringatan global dan mulai mengevakuasi personel dari Irak, Lebanon, serta wilayah Teluk
Kesimpulan Ringkas Situasi 23 Juni 2025
Militer
Serangan udara gabungan AS–Israel merusak fasilitas nuklir Iran; Iran meluncurkan serangkaian rudal & drone terhadap Israel dan mengancam AS.
Politik
Trump mempertimbangkan perubahan rezim, sementara Israel membantah ingin menyeret AS ke perang; Iran bersikukuh akan membalas dan menolak diplomasi.
Ekonomi
Harga minyak meningkat tajam; pasar global dan regional menunjukkan reaksi negatif.
Prospek
Risiko eskalasi meluas tinggi—Iran bisa menutup Selat Hormuz dan meluas ke konflik kawasan.
(*)