Trump Perintahkan Militer AS Serang 3 Situs Nuklir Iran Gunakan Pesawat B-2 Bom Bunker dan Tomahawk

Internasional17 Dilihat

WASHINGTON DC, JurnaLodie.com – Presiden AS Donald Trump mengeluarkan perintah serangan AS terhadap tiga situs nuklir Iran, yakni Fordow, Natanz dan Isfahan, menggunakan B-2 bomber dengan bunker‑buster dan rudal Tomahawk.

Berikut ini update penting mengenai perang Israel–Iran pekan yang berakhir 22 Juni 2025, dengan fokus pada aspek nuklir dikutip JurnaLodie.com dari abcnews.com.

Ringkasan Kronologi

  1. Serangan Israel & Intelijen Tersembunyi

Pada 13 Juni, Israel melancarkan serangan besar-besaran dengan lebih dari 200 jet tempur menyerang fasilitas nuklir Iran (Natanz) serta infrastruktur militer dan situs IRGC di dalam Iran dengan dukungan operasi drone dari Mossad yang menonaktifkan pertahanan udara Iran

Serangan ini menyebabkan eksodus massal warga Tehran dan penghentian sementara pembicaraan nuklir Iran–Eropa .

  1. Intervensi AS pada 22 Juni

21–22 Juni: Presiden Trump mengeluarkan perintah serangan AS terhadap tiga situs nuklir Iran: Fordow, Natanz, dan Isfahan, menggunakan B-2 bomber dengan bunker‑buster dan rudal Tomahawk

  1. Eskalasi Balasan

Iran membalas dengan menembakkan puluhan rudal ke Israel, menyebabkan korban dan kerusakan infrastruktur. Israel juga melakukan serangan balasan ke Iran .

Risikonya tinggi: keterlibatan militer AS dan potensi konflik regional yang meluas. Taliban serukan negosiasi damai, PBB dan beberapa negara menyatakan kekhawatiran akan eskalasi nuklir .

Aspek Nuklir & Masa Depan

Kerusakan Infrastruktur Nuklir

Meski AS/Israel mengklaim fasilitas seperti Fordow terbuka hancur, laporan IAEA menyebut tidak ada kebocoran radiasi signifikan karena bahan nuklir evakuasi sebelumnya

Kemungkinan Iran Memperdalam Militan Nuklir

Iran telah memperkayanya uranium hingga 60 %, dan independen IAEA percaya stok ini cukup mendekati tingkat senjata jika ditingkatkan terus .

USAF dan analis Barat memperingatkan potensi Iran menggunakan uranium 60 % untuk bom kotor atau konvensional—bukan senjata nuklir penuh .

Negosiasi Sempat Terhenti, Kini Gagal

Pembicaraan nuklir Iran–Eropa dimulai 20 Juni di Jenewa, tapi terhambat serangan Israel-AS .

Iran resah dan meningkatkan pengamanan fasilitas dengan menyebut akan mengambil “langkah khusus” jika diancam .

Potensi Perang Nuklir?

Meski belum ada indikasi nyata pemanfaatan senjata nuklir, pakar memperingatkan perang bisa meluas jika salah satu pihak menggunakan senjata kimia atau kasar sebagai bentuk eskalasi, mendekat ke skenario nuklir .

Simulasi wargame tahun 2024 menunjukkan fase akhirnya konflik dapat berubah menggunakan “demonstrasi nuklir” hingga serangan nuklir penuh oleh Israel, diikuti balasan dari Iran .

Kesimpulan & Potensi Risiko Minggu Ini

Serangan AS pada 22 Juni menandai eskalasi besar setelah serangan Israel 13 Juni.

Iran mencatat ancaman dan bergerak untuk menanggapi, dengan ancaman rudal dan kesiapan militat.

Negosiasi nuklir terputus, diplomasi surut digantikan aksi militer.

Ada ketakutan tinggi terhadap penggunaan senjata non-konvensional (kimia/dirty bombs) apabila perang menggelinding.

Ancaman perang nuklir besar meningkat drastis jika konflik tidak diredakan.

(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *