SEOUL, JurnaLodie.com – Ukraina dan Rusia dalam pembicaraan damai! Presiden Volodymyr Zelensky menuntut gencatan senjata segera dan tanpa syarat.
Berikut ringkasan posisi Ukraina dan Rusia dalam pembicaraan damai di Istanbul, berdasarkan pernyataan dan tuntutan dari kedua belah pihak menjelang putaran kedua negosiasi langsung:
Gencatan Senjata
Ukraina (Kyiv):
Presiden Volodymyr Zelensky menuntut:
Gencatan senjata segera dan tanpa syarat, mencakup pertempuran di udara, laut, dan darat.
Pembebasan tawanan perang.
Pemulangan anak-anak Ukraina yang diculik oleh Rusia.
Rusia (Moskow):
Menolak permintaan gencatan senjata segera dari Ukraina dan Barat.
Terbuka untuk bentuk gencatan senjata jika akar masalah konflik dibahas, seperti:
Ekspansi NATO.
Ketegangan jangka panjang dengan Barat.
Menginginkan pembatasan militer Ukraina jika ada gencatan senjata:
Larangan mobilisasi.
Penghentian suplai senjata dari negara Barat.
Status Wilayah Ukraina yang Diduduki
Rusia:
Menuntut pengakuan atas empat wilayah Ukraina yang dianeksasi pada 2022:
Donetsk, Lugansk, Zaporizhzhia, dan Kherson – meskipun belum sepenuhnya dikuasai.
Juga menegaskan klaim atas Crimea (dianeksasi 2014).
Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, menyebut pengakuan wilayah-wilayah ini sebagai syarat mutlak dalam negosiasi.
Ukraina:
Menolak keras mengakui wilayah mana pun yang telah diduduki Rusia, termasuk Crimea.
Menuduh Moskow masih menekan dengan ancaman ofensif militer baru ke wilayah Sumy dan Kharkiv.
NATO dan Jaminan Keamanan
Ukraina:
Menuntut jaminan keamanan jangka panjang agar Rusia tidak menyerang lagi.
Harapan utama: bergabung dengan NATO atau mendapat perlindungan seperti Pasal 5 NATO (pertahanan kolektif).
Karena kemungkinan masuk NATO ditolak (terutama oleh Trump dan sekutu), Ukraina kini mendorong:
Komitmen militer dari Barat di luar NATO.
Wacana koalisi negara-negara bersedia (coalition of the willing) – termasuk Inggris dan Prancis – untuk menempatkan pasukan guna menjamin gencatan senjata.
Ukraina tetap berharap dukungan langsung dari AS.
Rusia:
Menentang keras keterlibatan NATO di Ukraina dalam bentuk apa pun.
Menolak kemungkinan penempatan pasukan NATO, baik sebagai penjaga gencatan senjata maupun sebagai bagian dari jaminan keamanan.
(*)