Jokowi Dapat Kembalikan PPP ke Senayan? Simak Analisanya

Berita8 Dilihat

JAKARTA, JurnaLodie.com – Partai Persatuan Pembangunan (PPP) diyakini bisa kembali ke Senayan jika dipimpin oleh mantn Presiden Joko Widodo (Jokowi). Masuk nama Jokowi dalam bursa Ketua Umum PPP menimbulkan sejumlah implikasi menarik, baik dari sisi politik praktis maupun dinamika internal partai.

Pernyataan Ketua Mahkamah PPP, Ade Irfan Pulungan adalah bagian dari upaya besar PPP untuk bertahan hidup secara politik setelah kekalahan berat di Pemilu 2024.

Menggaet Jokowi sebagai Ketua Umum merupakan langkah berani—tapi juga berisiko tinggi.

Jika berhasil, ini bisa menjadi tonggak kebangkitan baru PPP. Jika gagal, bisa makin memperlemah fondasi internal partai.

Berikut ini analisis ringkas terhadap pernyataan Ade Irfan Pulungan dan konteks tersebut dikutip JurnaLodie.com dari Kompas.com:

Jokowi Dinilai Mampu Bawa PPP Kembali ke Senayan

Popularitas dan elektabilitas tinggi. Jokowi masih menjadi salah satu figur politik paling populer di Indonesia, bahkan setelah dua periode menjabat sebagai presiden.

Dukungan publik terhadapnya bisa memberikan efek ekor jas (coattail effect) yang signifikan bagi partai yang dipimpinnya.

Pengalaman politik dan pemerintahan. Dua periode sebagai Presiden, dan sebelumnya menjabat sebagai Wali Kota dan Gubernur DKI Jakarta, membuat Jokowi dipandang sebagai figur yang matang dalam mengelola organisasi dan manuver politik tingkat nasional.

Daya tarik lintas segmen pemilih. Jokowi memiliki daya tarik lintas generasi dan segmen masyarakat, termasuk pemilih muslim moderat yang menjadi basis historis PPP.

Realitas yang Dihadapi PPP

Tidak lolos ke Senayan 2024. Dengan hanya meraih 3,87% suara (di bawah ambang batas parlemen 4%), PPP mengalami kekalahan terburuknya sejak era Pemilu 1977.

Perlu transformasi besar. Ketidakmampuan PPP untuk bertahan di parlemen menunjukkan perlunya revitalisasi total, termasuk soal kepemimpinan, strategi kampanye, dan positioning ideologis.

Dinamika Politik Internal PPP

Banyak nama eksternal muncul. Sejumlah nama calon ketua umum dari luar internal PPP, seperti Dudung Abdurachman, Saifullah Yusuf, hingga Anies Baswedan, menunjukkan bahwa partai ini tengah mencari figur “penyelamat” dengan pengaruh nasional.

Romahurmuziy dan Strategi Pembukaan ke Tokoh Nasional: Mantan Ketua Umum PPP, Romahurmuziy, tampak menjadi salah satu aktor di balik upaya “merangkul tokoh nasional” demi menyelamatkan partai.

Tantangan Jika Jokowi Bergabung ke PPP

Affiliasi dan komitmen politik Jokowi. Meskipun Jokowi dikenal sebagai kader PDI Perjuangan, belakangan ini hubungannya dengan PDIP disebut mulai renggang. Namun, masuk ke PPP berarti melakukan manuver politik besar dan berisiko memicu konflik baru.

Basis ideologis PPP. Sebagai partai berbasis Islam tradisional, PPP memiliki akar ideologis yang bisa jadi tidak sepenuhnya sejalan dengan pendekatan Jokowi yang lebih populis-nasionalis. Integrasi antara citra Jokowi dengan basis pemilih tradisional PPP harus dirancang dengan cermat.

Jika Jokowi tiba-tiba menjadi Ketua Umum, bisa muncul tudingan bahwa PPP hanya “menumpang nama besar” dan kehilangan otentisitas ideologis.

PPP Bisa Jadi Kuda Hitam 2029: Jika benar Jokowi memimpin PPP, partai ini bisa saja menjadi kejutan di Pemilu 2029, menyaingi partai-partai Islam lain seperti PKB atau PAN.
Fragmentasi Koalisi dan Reposisi Jokowi: Jika Jokowi mengambil alih PPP, ini akan semakin menegaskan pergeseran poros kekuasaan pasca-Pemilu 2024, terutama jika dikaitkan dengan arah dukungannya terhadap Presiden terpilih Prabowo Subianto.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *