Upaya Diplomatik di Tiga Kota Turki: Bahas Ukraina – Rusia hingga NATO

Internasional13 Dilihat

ANKARA, JurnaLodie.com – Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, bertemu dengan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdoğan. Presiden Rusia Vladimir Putin tidak hadir, dan hanya mengirim ajudannya, Vladimir Medinsky.

Dikutip JurnaLodie.com dari Al Jazeera, di Kota Antalya – Pertemuan Informal Menteri Luar Negeri NATO.

Pertemuan trilateral: AS, Turki, dan Suriah membahas strategi politik pasca-pencabutan sanksi terhadap Suriah.

Konflik Ukraina: Opsi bantuan untuk Ukraina dan kemungkinan sanksi baru terhadap Rusia.

Menteri Luar Negeri Turki, Hakan Fidan: Mengungkapkan harapan, menyebut saat ini sebagai “jendela peluang baru” untuk perdamaian.

Menteri Luar Negeri Prancis, Jean-Noel Barrot: Mengonfirmasi bahwa sanksi baru dari Barat sedang disiapkan, menargetkan sektor energi dan keuangan Rusia.

Di Kota Ankara – Pertemuan Tingkat Presiden. Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, bertemu dengan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdoğan. Bagian dari upaya Turki untuk menjadi mediator netral.

Topik yang kemungkinan dibahas: kebutuhan keamanan Ukraina, kebangkitan kembali kesepakatan gandum Laut Hitam, dan peran Turki dalam kerangka perdamaian masa depan.

Sementara, di Istanbul – Pembicaraan Langsung Rusia-Ukraina.

Pembicaraan langsung pertama dalam 3 tahun antara kedua belah pihak.
Berlangsung di Istana Dolmabahçe.

Presiden Putin tidak hadir, dan hanya mengirim ajudannya, Vladimir Medinsky, yang dinilai sebagai delegasi tingkat rendah oleh kekuatan Barat.

Zelensky sebelumnya menyatakan hanya akan hadir jika Putin juga hadir, menunjukkan kekecewaan atau strategi negosiasi.

Utusan terkait Trump, Steve Witkoff dan Keith Kellogg, dikabarkan menuju Istanbul. Trump menyatakan ia akan mempertimbangkan datang jika pembicaraan menunjukkan kemajuan.

Poin Penting & Implikasinya

  • Peran Turki: Mengukuhkan posisi sebagai pusat diplomasi regional dan mediator netral.
  • Sikap Rusia: Mengirim delegasi tingkat rendah bisa berarti kehati-hatian atau kurangnya niat untuk membuat kemajuan nyata.
  • Tekanan dari Barat: Ancaman sanksi baru menandakan ketidaksabaran dan upaya mendorong hasil nyata dari pembicaraan.
  • Konteks Pemilu AS 2024: Kehadiran utusan Trump cukup tidak biasa—menunjukkan ia ingin tetap terlihat aktif dalam kebijakan luar negeri, mungkin bersiap untuk peran diplomatik pasca-pemilu.

(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *