WASHINGTON DC, JurnaLodie.com – Presiden Amerika Serikat Donald Trump secara resmi mengumumkan rencana pertahanan rudal ambisius yang diberi nama “Golden Dome”, yang mencakup penggunaan senjata dan sensor berbasis luar angkasa untuk pertama kalinya dalam sejarah militer AS.
Proyek Golden Dome menjadi salah satu langkah paling ambisius dalam sejarah sistem pertahanan rudal AS, namun menuai kontroversi terkait dampak geopolitik, etika, dan anggaran.
Dengan target peluncuran dalam waktu singkat, dunia kini menunggu bagaimana rencana luar angkasa ini akan terealisasi—dan apa konsekuensinya bagi keamanan global.
Dikutip JurnaLodie.com dari Al Jazeera, Trump menyatakan bahwa sistem ini dirancang untuk menghadapi:
- Rudal hipersonik
- Rudal balistik
- Rudal jelajah canggih
“Saat sistem ini selesai dibangun, Golden Dome akan mampu mencegat rudal yang diluncurkan dari mana pun di dunia—bahkan dari luar angkasa,” kata Trump di Gedung Putih.
Golden Dome akan mencakup:
- Sensor dan interceptor berbasis satelit
- Komando dikendalikan oleh Jenderal Michael Guetlein, pejabat tinggi di Space Force
Trump juga menyebut proyek ini sebagai kelanjutan dari inisiatif “Star Wars” milik Presiden Ronald Reagan pada era Perang Dingin.
Trump memperkirakan biaya total: $175 miliar. Namun, Kantor Anggaran Kongres (CBO) menyebut komponen luar angkasa saja bisa mencapai $542 miliar dalam 20 tahun.
Trump ingin sistem ini beroperasi penuh dalam 3 tahun, sebelum akhir masa jabatannya.
Pendanaan masih belum dijamin, meskipun Trump sedang mengajukan $25 miliar dalam RUU pemotongan pajak yang sedang dibahas di Kongres.
Menurut laporan Associated Press, Trump diberikan tiga opsi:
- Medium
- High
- Extra High
Trump memilih versi “high”, dengan biaya awal antara $30 miliar – $100 miliar, tergantung jumlah satelit dan interceptor yang ditempatkan.
Trump mengklaim Kanada tertarik bergabung dalam proyek ini dan pembicaraan lebih lanjut akan dilakukan.
Banyak pihak mempertanyakan:
- Kelayakan teknis dan efektivitas sistem luar angkasa ini
- Biaya tinggi yang bisa membebani anggaran negara
- Potensi memicu perlombaan senjata luar angkasa
Kelompok 42 anggota parlemen dari Partai Demokrat juga menyerukan penyelidikan terhadap kemungkinan konflik kepentingan yang melibatkan Elon Musk, yang perusahaannya, SpaceX, dianggap sebagai kandidat utama dalam proyek ini.
Mereka menyoroti posisi Musk sebagai penasihat khusus Trump dan kontribusi besar keuangan Musk terhadap kampanye Trump sebagai potensi konflik. (*)