WASHINGTON DC, JurnaLodie.com – Dalam sebuah pernyataan mengejutkan dan jarang terjadi, Presiden AS Donald Trump menyebut Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai “absolutely CRAZY” setelah Rusia melancarkan serangan udara terbesar sejak perang dimulai, menewaskan sedikitnya 13 orang, termasuk anak-anak.
“Saya selalu punya hubungan baik dengan Putin, tapi entah apa yang terjadi sekarang. Dia benar-benar sudah gila,” tulis Trump di Truth Social dikutip JurnaLodie.com dari Al Jazeera.
Trump juga menegaskan:
“Kalau Putin menginginkan seluruh Ukraina, itu akan membawa kehancuran bagi Rusia.”
Serangan Udara Terbesar Rusia
Rusia meluncurkan 298 drone dan 69 rudal ke wilayah Ukraina.
Ukraina berhasil menembak jatuh 266 drone dan 45 rudal.
Korban tewas: 13 orang, termasuk 3 anak-anak.
Lebih dari 60 orang terluka.
Suasana digambarkan sebagai “teror” oleh dinas darurat Ukraina.
Trump: Pertimbangkan Sanksi Baru
Trump mengisyaratkan bahwa sanksi tambahan terhadap Rusia sedang dalam pertimbangan:
“Apakah saya mempertimbangkan sanksi lebih jauh? Absolutely,” katanya kepada wartawan.
Namun, Trump tetap mengkritik Zelensky, menyebut bahwa cara berbicara Presiden Ukraina tersebut:
“Tidak membantu negaranya, dan harus dihentikan.”
Diplomasi dan Negosiasi Damai
Trump dan Putin baru-baru ini melakukan panggilan dua jam yang berujung pada rencana “memorandum” perdamaian dari pihak Rusia — tanpa komitmen gencatan senjata nyata.
Negosiasi langsung antara Rusia dan Ukraina masih belum dijadwalkan, meski ada pertemuan di Turki.
Reaksi Internasional
Kaja Kallas (UE): Menyerukan tekanan internasional terkuat terhadap Rusia.
Menlu Jerman Johann Wadephul: “Putin tak menginginkan damai, dia ingin perang. Harus ada sanksi baru dari Eropa.”
Keith Kellogg (Utusan Khusus AS untuk Ukraina): Menyebut serangan Rusia sebagai pelanggaran jelas terhadap Protokol Perdamaian Jenewa 1977.
Pertukaran Tahanan Terbesar
Rusia dan Ukraina menyelesaikan pertukaran 1.000 tahanan dari masing-masing pihak.
Pertukaran ini adalah yang terbesar sejak invasi Februari 2022.
Analisis Singkat
Trump tampaknya mengubah nada terhadap Putin, dari bersahabat menjadi mengkritik keras — kemungkinan sebagai strategi politik dalam negeri, mengingat janji kampanyenya untuk mengakhiri perang dengan cepat.
Namun, kritik terhadap Zelensky tetap muncul, mencerminkan ketegangan lama dan potensi pergeseran kebijakan AS jika Trump melanjutkan masa kepresidenannya.
Retorika keras Trump terhadap Putin bisa jadi langkah awal untuk membentuk citra sebagai mediator tegas, bukan sekutu Moskow. (*)