JurnaLodie.com – Spesies nyamuk baru, yang belum menerima nama ilmiah resmi, baru-baru ini diidentifikasi di sepanjang pantai Tanzania di Afrika Timur. Nyamuk tersebut termasuk dalam genus Anopheles, bagian dari famili Culicidae, khususnya dalam kompleks Anopheles gambiae—sekelompok spesies yang mencakup vektor utama parasit malaria di seluruh dunia.
Penemuan ini dipublikasikan dalam jurnal Molecular Ecology dan merupakan hasil kerja sama antara Universitas Glasgow, Ifakara Health Institute di Tanzania, dan Wellcome Sanger Genomics Research Institute di Inggris.
Dikutip JurnaLodie.com dari YNET, para peneliti menemukan bahwa nyamuk ini secara genetik berbeda dari spesies yang diketahui, sebuah temuan yang mungkin memiliki implikasi signifikan untuk pemantauan nyamuk di wilayah endemis malaria dan untuk efektivitas penggunaan insektisida.
Melalui pengurutan genetik 300 nyamuk yang dikumpulkan antara tahun 2012 dan 2015 dari empat wilayah di Tanzania utara, para ilmuwan mengidentifikasi keberadaan spesies baru tersebut, yang tampaknya secara geografis terbatas pada jalur pantai.
Tidak seperti nyamuk malaria lainnya di wilayah tersebut, spesies ini tampaknya lebih rentan terhadap insektisida kimia, suatu sifat yang dapat membuatnya sangat penting dalam upaya pengendalian malaria global.
Meskipun belum terbukti bahwa nyamuk ini dapat menularkan parasit malaria secara aktif, para peneliti yakin nyamuk ini mungkin berperan dalam penularan infeksi selama musim kemarau, saat aktivitas spesies lain menurun.
“Penemuan ini menyoroti kesenjangan dalam pemahaman kita tentang keanekaragaman nyamuk di wilayah endemis,” kata Dr. Sophia Mwinyi dari Universitas Glasgow dan Institut Ifakara.
Spesies nyamuk baru dalam kompleks Anopheles gambiae, yang ditemukan di sepanjang garis pantai Tanzania, secara genetik berbeda dari spesies lain dalam kompleks tersebut dan mungkin memiliki ciri ekologi dan perilaku yang unik.
Dr Fredros Okumu, yang juga merupakan bagian dari tim peneliti, menekankan bahwa “penelitian genetik memungkinkan kita untuk lebih memahami populasi nyamuk dan mengoptimalkan upaya pencegahan penyakit.”
Para peneliti menyerukan penelitian entomologi dan epidemiologi lanjutan untuk menentukan jangkauan spesies baru, dampak potensialnya terhadap penularan penyakit, dan bagaimana spesies ini dapat dimasukkan ke dalam strategi pengendalian nyamuk. (*)