WARSAWA, JurnaLodie.com – Dua kandidat utama bering pada Pemilu Presiden Polandia 2025. Rafal Trzaskowski – dari partai pusat kanan Civic Platform (penguasa saat ini).
Karol Nawrocki – kandidat independen yang didukung partai konservatif nasionalis Law and Justice (PiS).
Keduanya bersaing ketat menjelang pemilihan pada 18 Mei 2025, dengan fokus pada isu imigrasi, hubungan dengan Uni Eropa, dan arah masa depan politik Polandia.
Berikut beberapa poin penting Pemilu Presiden Polandia 2025 dikutip JurnaLodie.com dari Al Jazerra:
Ketegangan Kampanye:
Trzaskowski menuduh Nawrocki tidak jujur dalam kasus pembelian apartemen dari seorang lansia di Gdansk.
Nawrocki membalas dengan menyalahkan penggusuran keluarga miskin di bawah kepemimpinan Trzaskowski di Warsawa.
Nawrocki juga menyerang Uni Eropa dan mempromosikan aliansi dengan AS dan negara-negara konservatif seperti Rumania.
Posisi Terhadap Migrasi:
Kedua kandidat menggunakan retorika anti-migran.
Trzaskowski mendukung pemotongan tunjangan bagi pengungsi Ukraina yang tidak bekerja.
Nawrocki menolak sistem tunjangan dan memperjuangkan pasar bebas.
Mereka sama-sama mendekati pandangan sayap kanan radikal, seperti Slawomir Mentzen (kandidat ketiga), yang mendukung tembakan terhadap migran di perbatasan Belarus.
Uni Eropa vs Amerika Serikat:
Trzaskowski pro-Eropa dan tampil di rapat umum dengan bendera Uni Eropa.
Nawrocki ingin melemahkan peran UE dan membentuk “Eropa Bangsa-Bangsa” bersama sekutu seperti George Simion dari Rumania.
Nawrocki juga dikabarkan mendapat dukungan dari Donald Trump dalam kunjungannya ke AS.
Suara Rakyat:
Warga seperti Anna Szol, pendukung Trzaskowski, menginginkan perubahan dan negara yang “normal” — tetapi tetap mendukung kebijakan tegas terhadap migran di perbatasan sebagai bagian dari keamanan nasional.
Taruhan Politik dan Reformasi:
Presiden saat ini dari Law and Justice telah menghambat agenda reformasi pemerintah melalui veto.
Jika Trzaskowski menang → akan memperkuat pemerintahan saat ini dan membuka jalan bagi reformasi, termasuk soal independensi peradilan yang dikritik UE.
Jika Nawrocki menang → akan terus menghalangi agenda pemerintah, dan memberi peluang Law and Justice merebut kekuasaan kembali pada pemilu 2027.
Pemilu ini lebih dari sekadar pergantian presiden. Ini adalah pertarungan ideologis antara Eropa dan populisme nasionalis, antara hak asasi manusia dan kebijakan migrasi ketat, serta antara kerja sama dan konfrontasi dengan UE. (*)