Ketakutan dan Kelelahan di Kashmir Setelah Gencatan Senjata India – Pakistan

Internasional12 Dilihat

NEW DELHI, JurnaLodie.com – Ketegangan antara India dan Pakistan kembali memuncak, dengan serangan rudal, drone, dan penembakan lintas batas yang intens, terutama di wilayah Kashmir.

Presiden Donald Trump mengumumkan gencatan senjata dan menawarkan mediasi konflik Kashmir. Meski ada jeda kekerasan, rakyat Kashmir tetap skeptis dan trauma.

Ratusan ribu warga Kashmir berada di garis depan konflik antara India dan Pakistan beberapa hari terakhir.

Saat kedua negara saling menembakkan rudal dan drone, masyarakat di dekat Garis Kontrol (LoC), perbatasan de facto dengan Pakistan, juga mengalami tembakan lintas batas dalam skala yang belum pernah terlihat dalam puluhan tahun, memicu eksodus warga ke tempat yang lebih aman.

Bayang-bayang konflik telah membayangi hidup mereka selama hampir empat dekade, sejak pemberontakan bersenjata terhadap pemerintah India pecah pada akhir 1980-an. Lalu, pada 2019, pemerintah India mencabut status semi-otonom Kashmir dan memberlakukan penindakan keamanan besar-besaran – ribuan orang dipenjara.

Pada 22 April, serangan brutal oleh pria bersenjata terhadap wisatawan di Pahalgam menewaskan 26 warga sipil, menghancurkan kesan normalitas yang selama ini dipromosikan pemerintah India di wilayah yang disengketakan itu.

Sejak saat itu, selain pertukaran diplomatik dan tembakan rudal dengan Pakistan, pemerintah India memperketat penindakan terhadap kelompok bersenjata di Kashmir.

Analis politik Zafar Choudhary yang berbasis di Jammu, Kashmir bagian selatan, mengatakan kepada Al Jazeera dikutip JurnaLodie.com bahwa New Delhi tidak akan senang dengan pernyataan Donald Trump. India sejak lama menyatakan bahwa “terorisme” yang disponsori Pakistan adalah akar utama ketegangan.

Namun, “tawaran Trump menegaskan bahwa Kashmir tetap menjadi pusat konfrontasi antara India dan Pakistan,” kata Choudhary.

Bagi rakyat Kashmir, harapan dari jeda rapuh dalam pertempuran antara India dan Pakistan, serta tawaran Trump untuk memediasi, dibayangi oleh skeptisisme yang muncul dari penantian puluhan tahun yang putus asa akan perdamaian.

Dampak Langsung di Kashmir:

Warga sipil di Uri, Srinagar, dan sekitar LoC mengalami korban jiwa, kehancuran rumah, dan eksodus massal.

Warga seperti Hajira, Suleman Sheikh, dan Hasnain Shabir mengekspresikan ketakutan, rasa lelah, dan ketidakpercayaan terhadap gencatan senjata.

Kekhawatiran yang Muncul:

Meski gencatan diumumkan, serangan drone dan penembakan masih berlanjut.
Banyak warga menolak pulang ke rumah mereka, takut situasi kembali memburuk.

Masalah Inti:

Masalah mendasar adalah alienasi politik dan rasa terhina warga Kashmir, terutama sejak pencabutan status semi-otonom wilayah itu tahun 2019.
Warga menuntut solusi permanen, bukan hanya jeda sementara.

Infografik Kronologi Peristiwa (Mei 2025)

  • 22 April Serangan bersenjata terhadap wisatawan di Pahalgam, menewaskan 26 orang.
  • 23–26 April India melancarkan penindakan besar, menghancurkan rumah-rumah militan dan menangkap ribuan orang.
  • 6–8 Mei Eskalasi besar antara India dan Pakistan; serangan rudal, drone, dan penembakan lintas batas terjadi.
  • 8 Mei Warga sipil tewas di Uri akibat tembakan artileri. Rumah-rumah hancur, eksodus terjadi.
  • 10 Mei (malam) Setelah gencatan diumumkan, pelanggaran terjadi; serangan drone dan ledakan kembali terdengar.
  • 11–12 Mei Ketegangan tetap tinggi; warga tetap cemas meskipun pertempuran mereda. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *