JAKARTA, JurnaLodie.com – Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan bahwa masyarakat tidak perlu khawatir terhadap kenaikan kasus Covid-19 yang terjadi di beberapa negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Peningkatan ini disebabkan oleh subvarian Omicron JR1, yang menurutnya memiliki tingkat fatalitas rendah.
“Ini subvarian ini emang banyak beredar di Singapura dan yang saya lihat di Thailand, tapi ini fatality rate-nya rendah,” kata Budi di Gedung MK, Jakarta Pusat, Selasa (3/6/2025) dikutip JurnaLodie.com dari Kompas.com.
Budi juga menegaskan bahwa tidak ada rencana pembatasan untuk jalur keluar-masuk Indonesia, karena gejala yang ditimbulkan mirip flu biasa.
“Sampai sekarang belum (ada pembatasan keluar masuk Indonesia), karena ini dampaknya mirip flu biasa,” ujarnya.
Namun, ia mengakui adanya peningkatan kasus berdasarkan pemantauan melalui Surveillance Sentinel ILI (Influenza Like Illness) dan SARI (Severe Acute Respiratory Infection) di sejumlah rumah sakit.
Sebagai langkah antisipatif, Kemenkes telah mengeluarkan imbauan kepada seluruh kepala dinas kesehatan daerah untuk meningkatkan pelaporan dan pengawasan terhadap kasus infeksi Covid-19 yang muncul.
“Jadi, kita sudah keluarin surat ke seluruh kepala dinas kesehatan untuk melakukan surveillance. Jadi, kalau ada yang kena, dilaporin,” pungkasnya.
Situasi Terkini Kasus COVID-19 di Indonesia:
- Total Kasus Positif: 6.764.560
- Kasus Sembuh: 6.592.798
- Kasus Meninggal: 161.182
- Kasus Aktif: 10.580
Data ini mencerminkan situasi terkini per 24 April 2025, dengan penambahan 620 kasus positif dalam 24 jam terakhir.
Provinsi DKI Jakarta melaporkan kasus terbanyak sebanyak 189 kasus, diikuti oleh Jawa Barat (132), Jawa Timur (102), Banten (71), Jawa Tengah (50), dan DI Yogyakarta (27) .
Subvarian Omicron JR1 dan Tren Kasus
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan bahwa peningkatan kasus COVID-19 saat ini disebabkan oleh subvarian Omicron JR1.
Subvarian ini memiliki tingkat fatalitas rendah dan gejala mirip flu biasa. Pemerintah belum memberlakukan pembatasan perjalanan internasional karena dampaknya yang relatif ringan .
Langkah Antisipasi Pemerintah
Kementerian Kesehatan telah menginstruksikan pemerintah daerah dan fasilitas kesehatan untuk meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan menghadapi potensi lonjakan kasus.
Surveillance aktif dan pelaporan kasus menjadi prioritas untuk memantau perkembangan situasi secara real-time .
Status Endemi di Indonesia
Pada 21 Juni 2023, Presiden Joko Widodo mengumumkan bahwa Indonesia telah beralih dari status pandemi menjadi endemi COVID-19.
Keputusan ini diambil setelah mempertimbangkan angka konfirmasi harian yang mendekati nihil .
Protokol Kesehatan dan Vaksinasi
Meskipun status pandemi telah dicabut, masyarakat tetap dianjurkan untuk menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas.
Vaksinasi juga terus digalakkan untuk menjaga kekebalan komunitas dan mencegah penyebaran virus.
(*)