NEW DELHI, JurnaLodie.com – Perang India versus Pakistan melibatkan industri pertahanan Israel. Laporan ini menyoroti keterkaitan yang kompleks antara konflik regional, perdagangan senjata internasional, dan pergeseran aliansi geopolitik global.
Beberapa poin penting yang dapat disimpulkan:
Israel sebagai Pemasok Pertahanan Utama India
Drone dan amunisi buatan Israel, khususnya Harop dan SkyStriker, menjadi bagian penting dari arsenal militer India dalam konflik yang sedang berlangsung dengan Pakistan. Ini menunjukkan bagaimana senjata Israel memainkan peran nyata dalam medan pertempuran saat ini.
Hubungan ini sudah berlangsung lama dan mencakup tidak hanya penjualan langsung, tetapi juga transfer teknologi dan produksi lokal, sejalan dengan inisiatif pertahanan “Make in India” milik pemerintah India.
Postur Pertahanan India
Pembelian senjata dari Israel, Prancis (Dassault Rafale), dan potensi akuisisi dari Amerika (F-35) menunjukkan strategi multi-arah India dalam menghadapi ancaman dari Pakistan dan Tiongkok.
India juga berupaya mengurangi ketergantungan pada senjata Rusia, terutama karena konflik berkepanjangan di Ukraina yang menghambat kapasitas ekspor militer Rusia.
Respons Militer Pakistan
Pakistan menggunakan jet tempur J-10 buatan Tiongkok, yang oleh beberapa ahli diyakini memiliki kemiripan teknologi dengan jet tempur Israel Lavi. Ini menyoroti kemitraan strategis militer antara Pakistan dan Tiongkok.
Konflik ini menjadi ajang uji coba nyata bagi senjata buatan Tiongkok, yang menarik perhatian analis Barat dan Amerika Serikat dalam menilai kemampuan militer Tiongkok.
Dampak Global
Bagi Israel, konflik ini memberikan dorongan bagi industri senjatanya dan meningkatkan relevansi geopolitik Israel, bahkan saat mereka menghadapi konflik di Timur Tengah.
India juga mengambil keuntungan dari lonjakan permintaan senjata global akibat perang Rusia-Ukraina, dan berupaya mengisi kekosongan pasar yang sebelumnya didominasi Rusia, terutama di Amerika Selatan, Afrika, dan dunia Arab.
Pandangan Strategis
Dinamika ini menunjukkan munculnya ekonomi senjata multipolar, di mana pemasok tradisional seperti Rusia mulai digantikan oleh model kerja sama baru, produksi lokal, dan penggunaan teknologi tempur yang telah terbukti.
Berikut adalah perbandingan visual dan teknis antara tiga jet tempur generasi kelima yang sedang dipertimbangkan oleh India: F-35 Lightning II (Amerika Serikat), Sukhoi Su-57 (Rusia), dan Dassault Rafale (Prancis) dikutip JurnaLodie.com dari YNet dan Reuters:
Perbandingan Spesifikasi Utama
Spesifikasi
F-35A Lightning II (AS)
Generasi 5
Kecepatan Maks Mach 1.6
Jangkauan Tempur ~1.239 km
Langit Operasi 15.000 m
Bobot Kosong 13.290 kg
Mesin 1 x Pratt & Whitney F135
Kemampuan Siluman Ya
Kelebihan Utama Integrasi sensor canggih, stealth, interoperabilitas NATO
Sukhoi Su-57 (Rusia)
Generasi 5
Kecepatan Maks Mach 2
Jangkauan Tempur ~3.500 km
Langit Operasi 20.000 m
Bobot Kosong 18.000 kg
Mesin 2 x Saturn AL-41F1
Kemampuan Siluman Ya
Kelebihan Utama Supermanuverabilitas, payload besar, radar AESA
Dassault Rafale (Prancis)
Generasi 4.5
Kecepatan Maks Mach 1.8
Jangkauan Tempur ~1.850 km
Langit Operasi 15.240 m
Bobot Kosong 10.600 kg
Mesin 2 x M88-3
Kemampuan Siluman Tidak
Kelebihan Utama Multi-peran, kemampuan serangan darat, biaya operasional rendah
Analisis Singkat
F-35 Lightning II: Dirancang untuk stealth dan interoperabilitas tinggi dalam operasi multinasional. Cocok untuk India yang ingin memperkuat aliansi dengan negara-negara Barat dan meningkatkan kemampuan tempur udara secara keseluruhan.
Sukhoi Su-57: Menawarkan supermanuverabilitas dan payload besar, ideal untuk misi tempur jarak jauh dan serangan presisi. Namun, biaya operasional dan pemeliharaannya mungkin lebih tinggi dibandingkan dengan F-35.
Dassault Rafale: Pesawat multirole dengan biaya operasional yang lebih rendah dan kemampuan serangan darat yang kuat. Sudah terbukti efektif dalam berbagai konflik, menjadikannya pilihan yang solid untuk India yang ingin memperkuat pertahanan udara dan serangan darat secara bersamaan.
Pertimbangan Strategis
India berencana untuk mengakuisisi 114 jet tempur multirole (MRFA) untuk memperkuat Angkatan Udara mereka. Potensial pemasok termasuk Lockheed Martin (F-21, varian F-16), United Aircraft Corporation (Su-57), Dassault Aviation (Rafale), dan Saab (Gripen E). India juga mempertimbangkan pembelian F-35 dari AS, meskipun proses formal belum dimulai. (*)