NEW DELHI, JurnaLodie.com – India menuduh Pakistan melanggar perjanjian gencatan senjata hanya beberapa jam setelah diumumkan oleh Presiden AS Donald Trump. Gencatan senjata tersebut bertujuan meredakan ketegangan antara dua negara bersenjata nuklir itu setelah serangan dan bentrokan selama berminggu-minggu di wilayah Kashmir.
Ledakan dilaporkan terjadi di Kashmir milik India pada Sabtu sore, dan India menyalahkan Pakistan atas pelanggaran tersebut. Namun, Pakistan membantah tuduhan itu dan menegaskan tidak melakukan serangan.
Dikutip JurnaLodie.com dari Politico, Presiden Trump mengumumkan gencatan senjata “penuh dan segera” setelah mediasi AS, dan kedua pihak setuju untuk memulai pembicaraan damai.
Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio dan Wakil Presiden JD Vance berperan aktif dalam proses negosiasi tersebut.
India menyatakan akan menanggapi pelanggaran dengan tegas dan meminta Pakistan untuk bertindak serius dalam menangani situasi ini.
Sepakati Gencatan Senjata
India dan Pakistan telah menyepakati gencatan senjata penuh pada Sabtu setelah empat hari serangan mematikan di wilayah Kashmir, mengurangi kekhawatiran global akan konflik bersenjata antara dua negara bersenjata nuklir.
Pengumuman ini disampaikan oleh Presiden AS Donald Trump setelah malam perundingan yang dimediasi oleh Amerika Serikat. Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio mengonfirmasi bahwa kedua negara juga akan memulai pembicaraan lanjutan di lokasi netral. Rubio dan Wakil Presiden JD Vance aktif berkomunikasi dengan pejabat tinggi India dan Pakistan selama 48 jam terakhir.
Sebelum kesepakatan dicapai, terjadi pertukaran serangan udara paling intens sejak konfrontasi meletus pada hari Rabu. India menuduh Pakistan melakukan eskalasi dengan serangan drone dan menyatakan Pakistan melindungi kelompok teroris yang sebelumnya menyerang wisatawan di Kashmir. Tuduhan ini dibantah oleh Pakistan.
Pertemuan antara pejabat militer kedua negara dijadwalkan berlangsung pada Senin mendatang. Konflik ini menambah ketegangan lama terkait sengketa Kashmir, yang telah memicu beberapa perang sejak kedua negara merdeka dari Inggris pada tahun 1947.
Kekhawatiran internasional meningkat mengingat kedua negara memiliki senjata nuklir—India diperkirakan memiliki 180 hulu ledak nuklir dan Pakistan 170. Sementara India memiliki doktrin “tidak menyerang terlebih dahulu”, Pakistan belum pernah menetapkan kebijakan serupa.
Beberapa negara seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Qatar turut berupaya membantu meredakan ketegangan antara kedua negara. (*)