MANILA, JurnaLodie.com – Rodrigo Duterte, mantan Presiden Filipina yang saat ini ditahan di Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) di Den Haag, memenangkan pemilihan wali kota di kampung halamannya, Davao City. Ia meraih lebih dari 660.000 suara, sekitar delapan kali lipat dari lawan terdekatnya—menunjukkan kuatnya pengaruh politik keluarga Duterte di kawasan tersebut.
Berikut beberapa poin kemenangan Pemilu keluarga Duterte dikutip JurnaLodie.com dari Al Jazeera:
- Rodrigo Duterte menang sebagai Wali Kota Davao.
- Sebastian Duterte (putra) akan menjabat sebagai wakil wali kota.
- Paolo Duterte (putra sulung) terpilih kembali sebagai anggota DPR.
- Dua cucu Duterte juga memenangkan posisi lokal.
Meski Duterte saat ini ditahan, Komisi Pemilihan Umum Filipina (Comelec) menyatakan pencalonannya sah karena belum divonis bersalah secara hukum. Namun, bagaimana ia akan menjabat masih belum pasti—besar kemungkinan Sebastian Duterte akan menjalankan peran wali kota sementara waktu.
Dominasi di Senat
Lima dari dua belas calon senator yang menang adalah pendukung kuat Duterte, termasuk Christopher “Bong” Go.
Satu kandidat yang menang pernah terafiliasi dengan kedua keluarga besar politik: Duterte dan Marcos.
Dampak untuk Sara Duterte
Kemenangan ini menjadi dukungan besar bagi Wakil Presiden Sara Duterte, yang menghadapi sidang pemakzulan di Senat bulan Juli. Ia dituduh:
Menyalahgunakan dana publik
Terlibat dalam upaya pembunuhan terhadap Presiden Ferdinand Marcos Jr.
Jika sembilan dari dua puluh empat senator tidak mendukungnya, Sara bisa dicopot dari jabatannya dan dilarang mencalonkan diri pada pemilu mendatang, termasuk Pilpres 2028. Sara menuduh ini sebagai bagian dari balas dendam politik.
Rivalitas Duterte–Marcos
Awalnya bersatu di Pilpres 2022, Marcos Jr dan Sara Duterte menang sebagai presiden dan wapres.
Hubungan memburuk setelah Marcos menolak perang terhadap narkoba yang digagas Rodrigo Duterte.
Ketegangan memuncak setelah penangkapan Apollo Quiboloy (penasihat spiritual Duterte) dan penyerahan Rodrigo Duterte ke ICC oleh pemerintah Marcos.
Meski Duterte ditahan dan menghadapi tuduhan kejahatan terhadap kemanusiaan, hasil pemilu ini menunjukkan bahwa dinasti Duterte tetap kuat di Filipina, dan mereka berperan besar dalam membentuk arah politik nasional menjelang Pilpres 2028.
Pemakzulan Sara Duterte
Wakil Presiden Sara Duterte resmi dimakzulkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat (House of Representatives) Filipina pada Februari 2025. Pemakzulan ini dipicu oleh sejumlah tuduhan berat, antara lain:
- Penyalahgunaan dana publik
- Penyalahgunaan kekuasaan
- Keterlibatan dalam rencana pembunuhan Presiden Ferdinand Marcos Jr
- Sara membantah semua tuduhan tersebut dan menyebut proses ini sebagai manuver politik untuk menjegalnya maju di Pilpres 2028.
Apa Selanjutnya?
Sidang pemakzulan dilanjutkan di Senat Filipina sekitar Juli 2025.
Dari 24 senator, 12 yang baru terpilih akan langsung terlibat dalam proses ini.
Untuk memberhentikan Sara Duterte dari jabatan, diperlukan dukungan 16 senator (dua pertiga suara).
Jika terbukti bersalah, ia akan:
Dicopot dari jabatan Wakil Presiden
Dilarang mencalonkan diri dalam pemilu mendatang, termasuk Pilpres 2028
Pilpres 2028: Siapa Kandidat Kuat?
Sara Duterte
Tetap dianggap kandidat kuat bila lolos dari pemakzulan.
Mewarisi basis pemilih dari ayahnya, Rodrigo Duterte.
Populer di Mindanao dan daerah konservatif.
Kubu Marcos Jr
Belum ada calon presiden resmi dari kubu Marcos.
Ada spekulasi bahwa Imee Marcos (saudari Marcos Jr) bisa maju, atau Marcos Jr sendiri jika konstitusi memungkinkan perubahan/amandemen.
Oposisi Liberal
Tokoh-tokoh seperti Leni Robredo atau anak muda progresif seperti Chel Diokno bisa menjadi alternatif, meski kekuatan mereka jauh lebih kecil di basis massa saat ini. (*)