Gempa 5,2 M Barat Laut Sinabang – Aceh: Tidak Memicu Tsunami

Berita12 Dilihat

ACEH, JurnaLodie.com – Gempa 5,2 M barat laut Sinabang, Aceh pada Selasa 23 September 2025. Gemp ini tergolong sedang dan dangkal, sehingga meskipun tidak merusak secara besar-besaran, tetap terasa kuat di permukaan dan bisa mengejutkan warga.

Ini pengingat penting bahwa wilayah Aceh-Sumatra tetap berada dalam ancaman seismik aktif, dan kesiapsiagaan adalah kunci.

Berikut beberapa hal yang bisa dijelaskan tentang gempa dikutip dari laman BMKG:

Selasa 23 Sep 2025, pukul 08:20:38 WIB

Lokasi: 122 km barat laut Sinabang, Aceh

Magnitudo: 5,2

Kedalaman: 10 km

Interpretasi dan Potensi Dampak

Magnitude 5,2 dengan kedalaman sekitar 10 km termasuk gempa dangkal, yang berarti getarannya bisa dirasakan lebih kuat oleh orang di permukaan, terutama yang berada tidak jauh dari episentrum. Tapi beberapa poin penting:

Sebabnya dangkal → getaran bisa lebih jelas terasa, terutama di daerah dekat pantai atau pulau‑kecil, seperti Simeulue atau Sinabang sendiri.

Magnitudo 5,2 pada umumnya tidak terlalu besar sehingga kemungkinan besar tidak menyebabkan kerusakan berat, tergantung kondisi bangunan dan jarak dari episentrum.

Potensi tsunami: biasanya gempa magnitude ~5,2 dan kedalaman dangkal tidak memicu tsunami besar, tapi tetap pantau peringatan resmi.

Kemungkinan setelah gempa kecil (aftershocks) bisa muncul, terutama di daerah yang belum stabil secara geologi.

Rekomendasi Tindakan

Pastikan kamu di tempat yang aman saat gempa terjadi: jauh dari kaca, barang yang bisa jatuh, bangunan yang rapuh.

Periksa keadaan rumah/bangunanmu, khususnya bila ada retakan, kerusakan struktur ringan. Bila ada kerusakan signifikan, berhati‑hati kembali ke dalam.

Simpan nomor darurat dan info shelter evakuasi jika berada di daerah rawan gempa atau kepulauan.

Tetap update dari sumber resmi seperti BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) untuk info terkini tentang kemungkinan gempa susulan atau peringatan lain.

Gempa ini tergolong gempa tektonik dangkal (kedalaman ≤ 60 km).

Lokasinya berada di zona Subduksi Sumatra, tempat pertemuan lempeng Indo-Australia dan Eurasia, salah satu zona seismik paling aktif di dunia.

Kemungkinan besar disebabkan oleh aktivitas sesar naik atau pergeseran lempeng di zona megathrust Sumatra.

Kedalaman 10 km menunjukkan sumber gempa sangat dekat dengan permukaan, sehingga efek getaran lebih terasa meskipun magnitudonya sedang.

Intensitas Guncangan

Dengan magnitudo 5,2 dan kedalaman 10 km, guncangan bisa dirasakan dengan kuat di wilayah sekitar, terutama Sinabang, Simeulue, dan Aceh bagian barat.

Kerusakan Tidak besar, tapi kemungkinan rusaknya bangunan ringan/tua tetap ada. Bangunan tahan gempa umumnya tidak terdampak.

Umumnya gempa M 5,2 tidak menimbulkan korban jiwa kecuali terjadi sangat dekat pemukiman padat dan tidak siap.

Tidak berpotensi tsunami — karena magnitudo < 6,5 dan tidak ada indikasi deformasi vertikal dasar laut yang besar. Namun tetap perlu kewaspadaan di daerah pesisir.

Lokasi ini sering mengalami gempa menengah ke kecil, karena berada sangat dekat dengan zona megathrust Sumatra dan sesar aktif lainnya.

Wilayah Simeulue dan sekitarnya sudah menjadi perhatian sejak tsunami Aceh 2004, karena berada dekat episentrum besar saat itu.

Gempa ini bisa menjadi bagian dari “aktivitas penyesuaian lempeng” atau “foreshock/aftershock” dari siklus gempa yang lebih besar.

Aftershock (gempa susulan) mungkin terjadi dalam 1–3 hari setelahnya, tapi umumnya lebih kecil magnitudonya.

Tidak ada prediksi gempa besar berikutnya, tapi daerah ini selalu berpotensi rawan karena letaknya.

Masyarakat sebaiknya tetap waspada dan mengetahui jalur evakuasi serta prosedur gempa, apalagi jika tinggal di pesisir atau pulau kecil.

(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *