WASHINGTON DC, JurnLodie.com – Diagnosis kanker mantan Presiden Amerika Serikat Joe Biden kembali memicu pertanyaan soal apakah ia telah menyesatkan publik terkait kondisi kesehatannya selama menjabat, dengan Donald Trump, penerusnya, ikut menyuarakan dugaan adanya upaya menutup-nutupi.
Berbicara kepada wartawan di Gedung Putih pada Senin, Presiden Trump mempertanyakan waktu pengumuman kanker stadium lanjut yang dialami Biden, di tengah sorotan baru terhadap kondisi fisik dan mentalnya selama menjabat.
“Saya terkejut publik tidak diberitahu sejak lama,” ujar Trump.
“Kenapa butuh waktu selama ini? Kanker pada tahap ini memerlukan waktu bertahun-tahun untuk berkembang,” lanjutnya, merujuk pada tingkat keparahan penyakit yang dialami Biden.
“Ini situasi yang menyedihkan, saya turut prihatin. Dan saya rasa publik harus mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi.”
Trump juga menuduh dokter yang pernah memeriksa Biden semasa ia menjabat tidak menyampaikan fakta sebenarnya.
“Itu masalah besar,” katanya.
Kanker Prostat Stadium Lanjut
Kantor Biden menyatakan pada Minggu bahwa mantan presiden tersebut didiagnosis menderita kanker prostat agresif yang telah menyebar ke tulang.
Pernyataan itu menyebut bahwa Biden didiagnosis pada Jumat setelah mengalami “gejala saluran kemih yang meningkat”. Saat ini, ia dan keluarganya sedang mempertimbangkan opsi pengobatan.
Kankernya diklasifikasikan dengan skor Gleason 9, yang menunjukkan jenis kanker prostat yang sangat agresif (skor Gleason berkisar antara 6–10).
Menurut Johns Hopkins Medicine, kanker prostat stadium lanjut memiliki tingkat kelangsungan hidup lima tahun rata-rata 28 persen.
Biden menyampaikan rasa terima kasih kepada masyarakat atas doa dan dukungannya.
“Kanker menyentuh hidup kita semua,” tulis Biden di media sosial.
“Seperti banyak dari kalian, Jill dan saya belajar bahwa kita paling kuat di titik terlemah kita. Terima kasih telah mengangkat kami dengan cinta dan dukungan kalian.”
Tuduhan Penutupan dan Buku Baru
Pengumuman ini muncul di tengah meningkatnya perhatian publik terhadap kesehatan Biden, terlebih dengan peluncuran buku baru Original Sin karya jurnalis CNN Jake Tapper dan reporter Axios Alex Thompson.
Buku itu memuat berbagai tuduhan mengenai penurunan kondisi fisik dan mental Biden, termasuk satu insiden di mana ia disebut tidak mengenali aktor Hollywood George Clooney saat penggalangan dana pada tahun 2024.
Trump mengaitkan kondisi kanker Biden dengan dugaan penutupan terhadap kemunduran mentalnya:
“Lihat saja, dokter yang mengatakan Biden secara kognitif baik-baik saja, sekarang dia yang juga menangani diagnosis kanker ini,” kata Trump dikutip JurnaLodie.com dari Al Jazeera.
“Ada hal-hal yang tidak diberitahukan kepada publik, dan saya rasa seseorang perlu bertanya langsung kepada dokternya.”
Pendapat Para Dokter
Beberapa dokter mempertanyakan narasi resmi dari pihak Biden.
Steven Quay, seorang ahli patologi dan CEO Atossa Therapeutics, menulis di X:
“Bahkan untuk kanker paling agresif, perlu waktu 5–7 tahun tanpa pengobatan sebelum menjadi metastatik. Artinya, kalau diagnosis pertamanya adalah kanker metastatik, itu malpraktik. Sangat mungkin dia sudah mengidap kanker selama masa jabatannya di Gedung Putih.”
Howard P Forman, profesor radiologi di Yale University, juga heran.
“Skor Gleason 9 pasti menyebabkan PSA (tes darah spesifik prostat) tinggi sejak lama. Dan dia pasti sudah menjalani tes PSA berkali-kali sebelumnya. Ini aneh.”
Namun, Peter Nelson, ahli onkologi di Fred Hutchinson Cancer Center, menyatakan:
“Kanker prostat bisa berkembang cepat dan menyebar dalam waktu singkat — satu hingga dua tahun. Jadi, memang ada kemungkinan kasus seperti ini lolos dari deteksi rutin, meski tidak umum.”
Daniel W Lin, ahli kanker prostat dari UW Medicine, menyebut:
“Sangat mungkin Biden sudah mengidap kanker selama bertahun-tahun, tapi bisa saja dia tidak pernah menjalani tes PSA, karena banyak pedoman tidak merekomendasikannya setelah usia 70–75 tahun, tergantung kondisi kesehatan.”
Ia juga menyebut ada kemungkinan bahwa kanker Biden merupakan varian langka yang tidak terdeteksi oleh tes PSA.
Peter Black, Direktur Vancouver Prostate Centre di Kanada, memberikan pandangan:
“Saya kira dia sudah menjalani tes PSA tiap tahun, sebagaimana lazimnya untuk seorang senator/vice president/presiden AS. Namun mungkin saja PSA-nya normal.”
“Biasanya kanker prostat metastatik menyebabkan PSA sangat tinggi, tapi pada sebagian kecil pasien, PSA tetap normal,” ujarnya. (*)