KYIV, JurnaLodie.com – Ukraina mengajukan memorandum gencatan senjata pada 27 Mei, sebagai tindak lanjut dari proposal Rusia dalam pertemuan di Istanbul (16 Mei).
Hingga 29 Mei, Rusia belum memberikan tanggapan tertulis terhadap memorandum tersebut.
Berikut perkembangan terkini konflik Ukraina-Rusia dikutip JurnaLodie.com dari Al Jazeera:
Vatikan menawarkan diri sebagai tuan rumah perundingan lanjutan, tetapi Rusia lebih memilih Istanbul, dengan alasan perbedaan keagamaan antara Katolik dan Ortodoks.
Rusia menuntut agar “akar penyebab” konflik diselesaikan, yaitu:
Pemisahan Gereja Ukraina dari Patriarkat Moskow
Penggunaan bahasa Rusia di Ukraina
Dugaan ilegalitas pemerintahan Zelenskyy, meskipun parlemen Ukraina telah memperpanjang masa jabatannya sesuai konstitusi dalam kondisi darurat.
Eskalasai Militer Membayangi Diplomasi:
- 24–26 Mei: Rusia meluncurkan serangan udara terbesar terhadap kota-kota di Ukraina:
- Lebih dari 900 drone kamikaze dan 92 rudal
- Sedikitnya 16 warga sipil tewas
Ukraina membalas dengan 800 drone menyerang infrastruktur militer di dalam wilayah Rusia.
Rusia kini menerbangkan drone pada ketinggian lebih dari 2 km dan memanfaatkan sinyal internet Ukraina agar tak bisa dijamming.
Serangan Darat:
Rusia mengklaim merebut 6 permukiman di wilayah Sumy, Kharkiv, dan Donetsk
Putin menyatakan akan membentuk zona penyangga di wilayah Ukraina (Sumy) untuk mengamankan perbatasan.
Pertukaran Tahanan vs Serangan Besar:
Meski pertempuran sengit, terjadi pertukaran 1.000 tawanan perang dari masing-masing pihak selama tiga hari berturut-turut.
Tindakan ini awalnya memberi harapan, namun segera dipudarkan oleh serangan udara besar-besaran Rusia.
Respons Negara-Negara Barat:
Jerman:
Siap mengirimkan rudal Taurus (jangkauan: 1.000 km) ke Ukraina tanpa peringatan ke Rusia.
Kanselir Merz mendukung pengembangan rudal jarak jauh buatan Ukraina sendiri.
Tidak akan memberlakukan batasan jangkauan untuk senjata yang dikirim.
Uni Eropa:
Menyusun paket sanksi ke-18 terhadap Rusia.
Ukraina mendesak UE untuk:
- Memberlakukan sanksi sekunder kepada negara seperti India dan Tiongkok yang membeli minyak Rusia.
- Mengubah aturan pengambilan keputusan sanksi agar bisa dilakukan dengan mayoritas suara, bukan konsensus.
Perkembangan boikot energi Rusia:
- Batu bara: 0% impor
- Minyak: dari 27% menjadi 3%
- Gas: dari 45% menjadi 13%
- Namun, UE tetap membayar Rusia €23 miliar pada 2024 untuk energi.
Amerika Serikat:
Trump secara mengejutkan menyebut Putin “benar-benar GILA” karena meluncurkan serangan saat pembicaraan damai berlangsung.
Meski retorika keras, Trump belum menjatuhkan sanksi baru.
Senator bipartisan AS mendesak sanksi besar jika Rusia menolak gencatan senjata:
“Kami akan menjadikan Rusia seperti pulau perdagangan yang terisolasi,” kata senator Blumenthal dan Graham.
Dampak Geopolitik:
Polandia menegaskan dukungan penuh agar Ukraina menjadi anggota UE dan NATO.
Rusia tampak ingin:
- Mengacaukan pemerintahan Ukraina
- Memaksakan perubahan rezim
- Mengukuhkan wilayah pendudukan sebagai zona penyangga
- Prospek perdamaian masih jauh, karena kedua belah pihak:
- Terlibat aktif secara militer
- Berbeda secara fundamental dalam pendekatan diplomatik
(*)