KYIV, JurnaLodie.com – Rusia melancarkan serangan udara terbesar terhadap Ukraina semalam, dengan menggunakan 298 drone dan 69 rudal.
Menyerang 22 wilayah, dengan puing-puing senjata yang dijatuhkan jatuh di 15 lokasi. Sedikitnya 12 warga sipil tewas, termasuk 3 anak-anak.
- Kyiv: 4 orang tewas, 16 terluka
- Zhytomyr: 3 anak (usia 8, 12, 17) tewas
- Khmelnytskyi: 4 orang tewas, kerusakan besar pada infrastruktur sipil
- Mykolaiv: 1 orang tewas
- Kharkiv: 3 orang terluka akibat drone menghantam tiga distrik kota
“Serangan udara Rusia terbesar dalam beberapa minggu terakhir,” kata Menlu Ukraina, Andrii Sybiha dikutip JurnaLodie.com dari Al Jazeera.
Pertahanan udara Ukraina berhasil mencegat sebagian rudal dan drone, namun kerusakan dan korban tetap besar.
Serangan Rusia menghantam:
- Gedung-gedung pemukiman
- Asrama mahasiswa
- Infrastruktur sipil di berbagai kota
Rusia melaporkan bahwa Ukraina telah meluncurkan setidaknya 788 drone dan rudal ke wilayahnya sejak Selasa.
Sebagai respons, 12 drone berhasil ditembak jatuh di sekitar Moskow.
Lalu lintas udara terganggu di empat bandara, termasuk Sheremetyevo.
Pertukaran Tawanan Besar-Besaran di Tengah Eskalasi
Di tengah intensitas perang yang meningkat, Rusia dan Ukraina melakukan pertukaran tawanan terbesar sejak invasi dimulai pada 2022.
Kesepakatan pertukaran 1.000 lawan 1.000, difasilitasi melalui perundingan di Istanbul
Sejauh ini, 390 tawanan telah dipertukarkan pada Jumat, dan disusul 307 lagi masing-masing pada Sabtu.
Pertukaran tambahan dijadwalkan akan berlangsung dalam waktu dekat.
Rusia menyatakan akan mengirimkan syarat perdamaian kepada Ukraina setelah pertukaran selesai — namun belum mengungkapkan isi persyaratan tersebut.
Jaksa Agung Ukraina mengumumkan penyelidikan terhadap dugaan eksekusi 268 tawanan perang Ukraina oleh pasukan Rusia.
Telah dibuka 75 proses hukum atas dugaan pembunuhan tersebut.
Rusia tampaknya sengaja meningkatkan tekanan militer di tengah upaya diplomasi, kemungkinan untuk memperkuat posisi tawar.
Ukraina terus menghadapi dampak sipil yang parah meskipun pertahanan udaranya semakin canggih.
Pertukaran tawanan yang terjadi belum mengarah pada gencatan senjata atau deeskalasi konflik.
Seruan Ukraina akan sanksi internasional yang lebih keras menunjukkan kekecewaan atas masih lemahnya respons global terhadap agresi Rusia.
(*)