Rusia dan Ukraina Akan Berdialog di Turki: Sedikit Harapan

Internasional31 Dilihat

ANKARA, JurnaLodie.com – Rusia dan Ukraina akan mengadakan pembicaraan damai langsung pertama sejak invasi pada 2022, bertempat di Istanbul, Turki. Namun, peluang tercapainya kemajuan dinilai sangat kecil.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengirim tim yang dipimpin Menteri Pertahanan Rustem Umerov. Ia menuduh Rusia tidak serius, karena hanya mengirim delegasi tingkat rendah dan menolak usulan pertemuan langsung antara dirinya dan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Delegasi Rusia dipimpin oleh penasihat presiden Vladimir Medinsky, yang menyebut pembicaraan ini sebagai kelanjutan dari negosiasi gagal pada 2022.

Presiden AS Donald Trump menanggapi ringan ketidakhadiran Putin dan mengatakan tidak ada yang akan berubah sampai ia sendiri bertemu dengan Putin. Sementara itu, Menlu AS Marco Rubio mengatakan Amerika tidak menaruh harapan tinggi terhadap pembicaraan ini.

Turki menjadi tuan rumah dan juga menjembatani dialog antara AS, Ukraina, dan mungkin Rusia. Namun pertemuan ini diperkirakan hanya akan bersifat teknis, tanpa keputusan besar.

Poin-poin penting diplomasi Turki dikutip JurnaLodie.com dari Al Jazeera:

Delegasi Ukraina

  • Dipimpin: Rustem Umerov (Menteri Pertahanan)
  • Mandat: Hanya pembicaraan teknis, tanpa kewenangan ambil keputusan
  • Dikirim oleh Presiden Zelensky

Delegasi Rusia

  • Dipimpin: Vladimir Medinsky (Penasihat Presiden, eks Menteri Kebudayaan)
  • Bukan pengambil keputusan utama

Mediator

  • Turki bertindak sebagai tuan rumah dan fasilitator
  • Menlu Hakan Fidan bertemu kedua pihak sebelumnya

Delegasi AS

  • Dipimpin: Marco Rubio (Menlu AS)
  • Sikap: Tidak optimis hasil pembicaraan

Pernyataan Penting

Zelensky: Rusia tidak serius, Putin tidak mengirim orang yang bisa ambil keputusan.
Putin: Tidak hadir, menolak usulan pertemuan langsung.
Trump: “Tidak akan ada yang terjadi sampai saya dan Putin duduk bersama.”
Rubio: “Kami tidak punya ekspektasi tinggi.”

Kesimpulan Sementara

Pembicaraan ini diperkirakan hanya bersifat teknis tanpa hasil konkrit. Belum ada tanda-tanda gencatan senjata atau kesepakatan damai nyata. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *